Mengilmiahkan Kekuatan Supranatural
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dalam kisah sufi yang juga dimuat dalam Kitab Shifatus Sofwah imam Ibnu Jauzi, baru saja bertemu sudah tahu nama dan tempat asalnya. Tahu akan terjadi dari sebuah mimpi. Tahu kedatangan seseorang walaupun tak ada yang menginformasikan. Merasakan sebuah peristiwa sehingga datang ke tempat kejadian. Ini telepati dan magnetisme.
Buya Hamka dalam buku Sejarah Umat Islam mengkisahkan seorang Baginda kerajaan Hindu yang bermimpi akan datang di waktu Ashar seorang syeikh dari Jedah yang akan mengajarkan agama yang benar. Keesokan harinya ditunggu sang syeikh di pelabuhan. Ternyata benarlah mimpi tersebut.
Rasulullah saw melalui doanya, membuat seorang Umar bin Khatab yang hendak memusuhi beliau justru menjadi pembelanya. Ada getaran kesadaran saat mendengarkan ayat suci Al-Qur'an dibacakan. Hubungan orang tua dan anak. Hubungan guru dan murid yang erat membuat mereka merasakan dan terkoneksi bathinnya walaupun tak diucapkan dan berjauhan jaraknya.
Seseorang dapat memanggil orang lain dari jarak jauh dan terpisah dengan tidak menggunakan suara dan tidak memandangnya, lantas dapat bertemu dalam keadaan seperti tak ada pemisah dan jarak yang jauh. Ada yang memiliki kekuatan sebuah kehendak dapat menguasai kehendak orang lain. Menghubungkan satu pikiran dengan pikiran yang lain dan yang satu mempengaruhi yang lain.
Semua kemampuan ini masih diperdebatkan oleh ilmu pengetahuan karena tidak banyak bukti-bukti akurat yang cukup untuk menjadikannya diakui secara ilmiah. Persoalannya bisa jadi, para ilmuwan belum mendapatkan jalan penelitiannya. Padahal fakta dilapangan sering ditemukan.
Sigmund Freud berusaha mengingkari kekuatan ini, namun tak menyangkal wujudnya." Bagaimana saya bermimpi sesuatu yang akan datang yang masih gaib, kemudian informasi dalam mimpi tersebut menjadi kenyataan setelah beberapa waktu? Bagaimana saya dapat merasakan akan terjadi sesuatu sebentar lagi atau seseorang akan datang sebentar lagi, kemudian terjadi dalam kenyataan?"
Menurut Sayid Qutb dalam tafsir Fizilalil Quran mengatakan, "Suatu keangkuhan jika manusia bersikap statis dengan mengiingkari kekuatan misterius pada diri manusia, hanya karena semata ilmu pengetahuan belum menemukan jalan untuk pengujian dan penelitian terhadap hal ini. Bukan berarti menyerah terhadap mitos dan khurafat."
Sayid Qutb melanjutkan, "Sikap yang paling selamat adalah tidak mengingkari secara mutlak dan tidak menerima secara mutlak, hingga suatu waktu ditemukan jalan atau metode dan sarana yang dapat digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sekarang belum dapat dimengerti. Atau bersikap menerima, bahwa di alam ini terdapat sesuatu yang diatas jangkauan kemampuannya."
0 komentar: