Mengenggam Kemampuan Nabi Nuh dan Ilmu Nabi Khaidir
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Saat banjir memenuhi seluruh bumi. Apa yang bisa menyelamatkan? Umat Nabi Nuh berfikir, berlari ke gunung yang paling tinggi dan kokoh. Itulah akal.
Proses berfikir akal hanya berdasarkan fenomena, fakta dan pengetahuan yang sudah direkam melalui panca indra. Akal tak bisa menjangkau selain itu.
Yang luput dari akal sangatlah banyak. Yang tak diketahui akal sangatlah melimpah dan tak terhingga. Padahal persolan manusia tak pernah terduga.
Ilmu, teknologi, sumber daya dan proses berfikir, dalam satu ketika tak bisa menyelesaikan, sebab persoalannya melampaui prediksi dan kemampuannya.
Andai manusia mengetahui persoalan yang paling sulit, namun tak bisa otomatis mendapatkan solusinya. Ada proses pencarian, belajar, penelitian dan uji coba.
Manusia terus dilanda kesulitan dan ketakutan, karena imajinasi persoalannya lebih tinggi dari kecepatan mencari dan mendapatkan solusinya.
Penyebab umat Nabi Nuh hancur, memandang solusi banjir hanya berlari ke tempat tertinggi, tak menduga ketinggian airnya melampaui gunung yang tertinggi.
Nabi Nuh memanggil putranya agar naik ke kapal. Namun logika akal putranya, solusinya naik ke gunung yang tertinggi. Itulah fenomena keterbatasan akal.
Nabi Nuh selamat. Mengapa bisa mengantisipasi krisis, bencana dan persoalan yang akan terjadi? Bagaimana mendapatkan solusi yang tuntas dan mudah?
Saat putranya terus menaiki gunung, Nabi Nuh berkata, "Tak ada yang selamat selain perlindungan Allah yang Maha Penyayang." Perlindungan yang terkokoh adalah takwa.
Bersikaplah seperti Nabi Nuh, mengapa bisa membuat kapal? Mengapa yang dibuatnya adalah kapal? Padahal tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Nabi Khaidir bertindak karena sudah tahu yang akan terjadi. Namun Nabi Nuh melakukan sesuatu padahal tak tahu apa yang akan terjadi. Solusinya mendahului persoalannya.
Ilmu Nabi Khaidir masih ada. Kemampuan Nabi Nuh masih ada. Semuanya dalam genggaman umat Islam. Semuanya dapat muncul lagi hanya dengan ketakwaan
0 komentar: