Mendidik Nafsu, Awal Pendidikan Jihad
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Mengapa gaung jihad tak menggelora? Mengapa energi jihad tak juga bermunculan? Mengapa jihad tak menjadi ranah yang diperjuangkan? Mengapa ada ketakutan yang mendalam saat menapaki jalan jihad? Inti persoalannya, jiwa masih dalam kubangan hawa nafsu. Jiwa masuk dalam jebakan kemaksiatan.
Menurut Ibnu Qayyim, "Bagaimana mungkin berjihad melawan musuh luarnya, sedangkan musuh yang ada di jiwanya masih menguasainya? Belum melawan dan memeranginya?" Pertarungan melawan hawa nafsu merupakan medan awal penempaan dan pendidikan jihad.
Bagaimana bisa menggelora jihad, bila masih lemah tak berdaya saat menghadapi bisikan dan was-was syetan? Syetan merupakan musuh yang tak pernah lengah, tak pernah berhenti, tak pernah lelah dan selalu memiliki tipu daya yang lembut dan tak terasa untuk mengecoh manusia.
Bagaimana bisa berjihad bila tak berani bergumul dengan kesulitan? Takut hilangnya kenikmatan? Khawatir lenyapnya kelezatan dan berbagai hal yang menyenangkan? Jihad hanya bisa diemban oleh mereka yang sudah melatih dirinya untuk menghadapi kesulitan dan tantangan. Jihad tak mungkin diemban oleh mereka yang berpesta pora dan gembira dengan dunia.
Saat umat Islam menjauhi Allah dan Sunah Rasulullah saw. Saat umat Islam terjebab dalam hawa nafsu, menikmati maksiat dan cinta dunia. Maka Allah akan mengirimkan orang kafir dan munafik untuk menguasainya, menghinakannya, menggengam seluruh lini kehidupannya. Untuk apa? Agar kembali kepada Allah dan sunnah Rasulullah saw.
Saat umat Islam mengikuti hawa nafsu dan bisikan syetan, maka Allah membiarkan orang kafir dan munafik menguasai dan menjajahnya dalam semua lini kehidupan. Umat Islam menjadi sangat lemah, tak berdaya, tak memiliki kekuatan apa pun. Mengapa? Allah tidak menolong, tak melindungi dan tak memeliharanya. Namun, ketika kafirin dan munafikin mencapai puncak kezaliman dan keangkaramurkaannya barulah Allah akan menolong. Pertolongan-Nya bukan karena statusnya sebagai umat Islam tetapi karena sebagai umat yang terzalimi.
Apakah umat terbaik di kolong jagat ini harus menunggu dizalimi, dihinakan dan dijajah terlebih dahulu untuk menunggu pertolongan Allah? Apakah umat terbaik ini tak memiliki terobosan dan bersegera melakukan revolusi eksponensial yang radikal dengan singkat dan tepat? Ataukah harga diri sebagai umat terbaik sudah tercabut hingga ke akar-akarnya hingga tak tersisa lagi benih-benihnya?
Ibnu Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma'ad mengatakan, "Perintah Allah kepada manusia merupakan pertolongan-Nya yang paling besar kepada umat Islam dalam rangka memerangi musuh-musuhnya. Allah menjanjikan jika umat Islam bila berpegang teguh pada perintah Allah, maka akan senantiasa dimenangkan atas musuh-musuhnya." Umat Islam dihinakan oleh musuh-musuhnya karena meninggalkan berbagai perintah Allah dan terjebab dalam kemaksiatan kepada Allah.
Membangun kejayaan umat Islam tak sulit. Setiap diri kembalilah kepada perintah Allah dan sunnah Rasulullah saw, maka secara otomatis kekuatan hawa nafsu, syetan, kafirin dan munafikin akan melemah dengan sendirinya. Seluruh sumberdayanya hancur dengan sendirinya. Selama ditubuh umat Islam ada yang berkarakter Rasulullah saw, para Sahabat, Tabiin dan Atabut Tabiin, maka Allah berkewajiban untuk memenangkannya.
0 komentar: