Mekkah, Episentrum Perlawanan Terhadap Penjajah di Nusantara (2)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Kepergian haji sangat ditakuti oleh Penjajah Belanda. Sejak 1664, mereka yang berangkat haji diawasi. Sesuai perjalanan waktu, dikeluarkan undang-undang pembatasan haji hingga pembentukan konsulat Belanda di Mekkah untuk memantau haji. Mengapa ditakuti?
Salah satu sebabnya, munculnya komunitas Jawi di Mekkah. Awalnya hanya perjalanan dan kumpul riung belajar bagi masyarakat Nusantara yang belajar di Mekkah, namun kemudian dapat membentuk benih perlawanan dan pembentukan lanskap sosial budaya baru di Nusantara.
Komunitas Jawi juga mempengaruhi keilmuan di Mekkah, semakin hari mereka semakin sukses meraih hati di kalangan penduduk Mekkah. Ada yang dijuluki Sayid Ulama Hijaz. Komunitas Jawi menjadi bagian dari pola halaqah yang ada dari 120 halaqah yang ada diseluruh Mekkah saat Snouck Hurgronje menyamar menjadi muslim di Mekkah.
Untuk membedah pengaruh komunitas Jawi ini, penjajah Belanda "mengutus" Snouck Hurgronje untuk meneliti agar terbentuk strategi mengurangi pengaruhnya, dan memisahkan antara ulama dengan masyarakat Nusantara.
Hasil penelitiannya, komunitas Jawi di Mekkah memegang peranan penting sebagai jantung kehidupan keagamaan di Nusantara, mempererat jaringan antara Nusantara dan Timur Tengah, beredarnya kitab-kitab, meningkatnya permintaan fatwa, membetuk kurikulum pembelajaran pesantren dan komunitas santri di Nusantara.
Kitab-kitab bahan pengajaran di pesantren adalah kitab-kitab yang digunakan dalam halaqah di Mekkah. Beredar luasnya kitab tersebut menunjukkan telah terjadi kontak intensif antara Nusantara dan Timur Tengah melalui perantara komunitas Jawi.
Komunitas Jawi juga berkembang di Kairo Mesir, apalagi dengan muncul gagasan kebangkitan Islam yang digagas oleh Jamaluddin Al Afghani, yang dilanjutkan oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, membuat Mekkah dan Kairo menjadi inspirasi perlawanan dan kebangkitan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Bagaimana terbentuknya komunitas Jawi? Bagaimana peran lulusannya melakukan perlawanan terhadap penjajahan baik dari yang menetap di Mekkah maupun yang kembali ke tanah air?
Sumber:
1. Ulama dan Kekuasaan, Prof Jajat Burhanuddin, Mizan 2012
2. Islam dalam Arus Sejarah Indonesia, Prof Jajat Burhanuddin, Kencana 2020
3. 100 Ulama Nusantara di Tanah Suci, Maulana La Eda, Aqwam 2020
0 komentar: