Ilmu Primbon
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dengan kebijaksanaan, seseorang dapat melihat titik akhir. Saat yang lain dalam kegelapan, terperangah atau cemas melihat kejadian yang dipandangnya besar, dia justru tersenyum. Sebab dia sudah tahu akibat segalanya. Logika dan jalan pikirannya sudah paham keterkaitan awal dengan akhir.
Primbon atau meneropong hasil akhir bisa dilakukan siapa pun. Luasnya ilmu, pengalaman dan pergaulan jadi penuntunnya. Ilmu itu hukum kehidupan yang cendrung berulang. Pengalaman itu sejarah kehidupan yang cendrung berulang pula. Pergaulan itu khazanah ilmu dan pengalaman dari banyak orang. Inilah dasar primbon untuk memprediksi nasib.
Dengarkan hati. Bila tentram, teruskan dan perjuangankan. Ketentraman hati tanda bahwa hasil akhir akan tercapai. Keyakinan hari ini adalah kenyataan hari esok. Itulah penyebab, mengapa harus meyakini yang ghaib? Karena keghaiban hari ini adalah bukti di hari esok.
Target itu ghaib. Yang akan diraih itu ghaib. Visi itu ghaib. Tujuan itu ghaib. Rencana itu ghaib. Semuanya ghaib pada hari ini. Namun yang beriman dan bertakwa tak ada yang ghaib, semuanya jelas di hari ini tanpa menunggu hari esok.
Jangan berlaku zalim. Jangan berakhlak buruk. Hempaskan karakter dan sifat yang tercela. Buang kekafiran, kemusyrikan dan kemunafikan. Bila karakter ini masih ada, hanya kehancuran yang ditemukan. Seperti itulah hukum di kehidupan ini.
Titik awal menentukan titik akhir. Bila keikhlasan musnah. Bila tujuan mulia lenyap. Bila kehendak kuat tak ada lagi. Bila keberanian pupus. Bila kesombongan dan kebanggaan mewarnai hati. Sangat mudah ditebak akhirnya. Yaitu kegagalan.
Banyak akhir kisah perjalanan umat terdahulu dalam Al-Qur'an. Seperti Fir'aun, Qarun, Haman, Namrudz, dan pembangkang lainnya, yang hanya berbuah kegagalan dan kehancuran saja. Itulah cara menghubungkan, masa lalu, yang dilakukan hari ini dengan prediksi hari esok. Itulah cara mudah memprimbonkan peta akhir.
0 komentar: