Kepalsuan Perang 6 Hari Arab Israel 1967
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Pada 27 mei 1967, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser mengatakan, "Tujuan utama negara-negara Arab adalah menghancurkan Israel." Benarkah seperti itu? 1952 Gamal Abdul Naser memimpin kudeta Mesir. Beberapa tahun kemudian dia pun diangkat menjadi presiden Mesi. Pada tahun 1959, Gamal Abdul Naser menandatangani penyelesaian masalah Palestina secara damai.
Mufti Palestina yaitu Muhammad Amin Al-Husaini tak mempercayai langkah Gamal Abdul Naser. Dia pun mengirimkan surat rahasia kepada sahabatnya Muhammad Fira yang menjadi pegawai PBB. Ternyata berita itu benar. Bahkan telah terjadi penyuapan terhadap kesepakatan damai tersebut. Dimana Mesir dan Suriah mendapatkan masing-masing satu juta dollar. Sedangkan Libanon dan Yordania mendapatkan 1 juta dollar dibagi dua.
Umar Tilimsani pun menceritakan bahwa Gamal Abdul Naser memenjarakan dan menyiksa para relawan Mesir yang ikut perang Arab-Israel pada tahun 1948 setelah melakukan pembicaraan rahasia dengan agen Yahudi di Falujah dan Syaram Syeikh. Dengan kedua fakta ini, bisakah seorang Gamal Abdul Naser ini menggelorakan dan memimpin perang melawan Yahudi?
Dr Mahmud Jami seorang kepercayaan Anwar Sadat menceritakan bagaimana fakta sebenarnya kekalahan pasukan Mesir saat perang 6 hari 1967. Saat itu bencana pahit dan memilukan Mesir. Mesir kehilangan tentara, pemuda, senjata dan banyak pesawat tempur. Ribuan perwira dan tentaranya terbunuh.
Yang menyedihkan para perwira dan tentara tawanan Mesir dibuang ke tanah dengan mata tertutup dan tangan terikat. Jumlah mereka sangat banyak, lalu tank-tank Yahudi mondar-mandiri di atas tubuh mereka untuk melindas dan membunuh mereka dengan sangat kejam. Para tawanan diberlakukan seperti hewan.
Menurut Dr Mahmud Jami dengan penuh keyakinan bahwa tentara Mesir tidak berperang seperti peperangan ini dan tidak mungkin pula hal itu terjadi akibat buruknya strategi dan bodohnya para pemimpin mereka. Tetapi semua diakibatkan tipuan, penghianatan dan kebodohan yang disetir oleh Gamal Abdul Naser.
Dalam perang 6 Hari 1967 tersebut, Gamal Abdul Naser memerintahkan tentaranya melarikan diri langsung tanpa menyerang dan disuruh meninggalkan semua senjata mereka. Para tentara menjalankan perintah itu karena takut Gamal Abdul Naser mencopot jabatan mereka. Jadi sebenarnya antara Arab-Israel belum pernah terjadi peperangan yang "Sesungguhnya" semuanya hanya kamuflase semata.
0 komentar: