Islam dan Majapahit
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Islam hadir di Nusantara, Islam hadir di Jawa, sebelum atau sesudah Majapahit? Menurut Sir Thomas Arnold, saudagar Arab sudah menguasai jalur perdagangan dari jazirah Arab hingga ke Tiongkok pada abad ke 7 Masehi atau pada awal kelahiran Islam. Jadi dapat dikatakan penyebaran Islam di dataran melayu sudah terjadi sejak Rasulullah saw diutus ke muka bumi. Dimana Rasulullah saw wafat pada 632 Masehi. Sedangkan Majapahit berdiri pada 1294 Masehi. Jadi Islam sudah hadir di Nusantara 600 tahun sebelum didirikannya Majapahit.
Berdasarkan catatan Tiongkok, pada tahun 674-675 Masehi, orang Arab sudah datang di tanah Jawa. Juga, telah membuat perkampungan di pantai Sumatera Barat pada 684 Masehi. Menurut Buya Hamka, yang datang ke Jawa saat itu adalah khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan yang mendatangi Ratu Simo dari kerajaan Kalingga yang memerintahkan dengan adil, makmur, aman dan keras menjaga keamanan. Saat itu Muawiyah bin Abu Sofyan sedang meneliti potensi pengembangan armada Islam. Melihat keadilan dan kemakmuran kerajaan tersebut niat Abu Sofyan pun diurungkan.
Kerajaan Sriwijaya telah ada sebelum Majapahit. Bukti sejarah menunjukan telah ada Korespondensi dari Kerajaan Sriwijaya ke Kekhilafahan Bani Umayyah. Isi suratnya, "Dari Raja yang merupakan keturunan dari seribu raja, yang permaisurinya juga, adalah keturunan seribu raja, yang didalam kandangnya memiliki seribu gajah, dan yang memiliki wilayah dua sungai yang mengairi tanaman gaharu, yang terdapat tanaman herbal, pala, dan kamper yang keharumannya menyebar ke jarak dua belas mil. Untuk Raja Arab, yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lainnya. Saya telah mengirimkan kepada Anda, hadiah, yang tidak banyak, tetapi (hanya) sebuah salam dan saya berharap bahwa Anda dapat mengirimkan kepada saya seseorang yang bisa mengajari saya Islam dan memerintahkan saya dalam Hukum Islam."
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri pun sudah ada kesultanan Islam di Nusantara. Kesultaanan yang pertama adalah Kesultanan Peureulak / Perlak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang disebut-sebut antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292. Perlak atau Peureulak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama Negeri Perlak.
Kesultanan Islam kedua sebelum berdirinya Majapahit adalah Samudera Pasai. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Menurut Buya Hamka, munculnya kesultanan Samudera Pasai karena dukungan dari Syarif Mekah.
Makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah di Gersik yang wafat pada 2 Desember 1082 M. Batu nisannya ditulis dalam bahasa Arab dengan huruf kaligrafi bergaya Kufi, serta merupakan nisan kubur Islam tertua yang ditemukan di Nusantara. Makam tersebut berlokasi di desa Leran, Kecamatan Manyar, sekitar 5 km arah utara kota Gresik, Jawa Timur. Temuan ini bertanda bahwa sebelum kemunculan Majapahit sudah banyak perkampungan muslim di Jawa bagian utara.
Menurut John Crawford, 1820 M dalam History of Indian Archipelago, "Saudagar Muslim tidak datang sebagai penakluk seperti yang dikerjakan oleh bangsa Spanyol pada abad 16M. Mereka tidak menggunakan pedang dalam dakwahnya. Juga tidak memiliki hak untuk melakukan penindasan terhadap rakyat bawahnya. Para Dai hanya sebagai Saudagar yang memanfaatkan kecerdasan dan peradaban mereka yang lebih tinggi untuk kepentingan dakwahnya. Harta perniagaannya lebih mereka utamakan sebagai modal dakwah dari pada untuk memperkaya diri." Karakter inilah yang menurut Buya Hamka, mereka dapat berbaik-baikan dalam kerajaan Hindu yakni Langkasuka, Sriwijaya, Janggala, Daha dan Singasari. Mereka dapat masuk ke Istana dan mendapatkan penghargaan hingga menjadi anggota perutusan.
Bagaimana pengaruh semua ini terhadap struktur masyarakat Majapahit? Menurut Ma Huan yang datang bersama Pangeran Ceng Ho ke Jawa, dalam bukunya Ying-yai heng-la yang disusun 1451 M, struktur masyarakat Majapahit terbagi 3 yaitu orang muslim dari Barat, orang Cina yang sebagian sudah masuk Islam dan orang Jawa yang masih menyembah berhala. Tidak hanya sampai disitu, para bangsawan Jawa di Istana Majapahit pun telah ada yang memeluk Islam 50 tahun sebelum kedatangan Ma Hua. Ini dibuktikan dengan batu nisa Trowulan dan Troloyo. Juga makam-makam orang Jawa Muslim di dekat situs Istana Hindu Majapahit.
Sebelum kehadiran Majapahit, masyarakat Nusantara sudah bersentuhan dengan Islam hampir 6 abad lamanya. Dibuktikan dengan hadirnya perkampungan muslim dipesisir Utara Jawa dan Sumatera, datangnya Muawiyah bin Abu Sofyan ke kerajaan Kalingga, surat menyurat antara khalifah bani Umayah dengan raja Sriwijaya, hadirnya kesultanan Perlak dan Samudera Pasai serta struktur masyarakat dan elit Majapahit yang telah memeluk Islam. Jadi wajar saja bila ada yang menyimpulkan bahwa Majapahit adalah kerajaan Islam? Namun sejarawan mengatakan bahwa Majapahit adalah kerajaan Hindu, namun elit dan masyarakatnya sudah ada yang muslim.
0 komentar: