Inti Kecerdasan, Pengelolaan Hawa Nafsu
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Inti kecerdasan di pengelolaan hawa nafsu. Bukan gelar pendidikan. Bukan gelar sematan manusia. Bukan gelar kekuasaan. Bukan gelar-gelar penghargaan lainnya. Bila hawa nafsu masih jadi pengendali, status diri tetaplah budak-budak yang rendah. Status diri tetaplah lebih hina dari binatang ternak.
Bila hawa nafsu jadi pengendali, sesungguhnya kita adalah binatang buas yang berkedok manusia. Syetan yang berkedok manusia. Merasa menjadi "Tuhan" yang berkedok manusia. Iblis yang berkedok manusia. Bukan syetan tak pernah membunuh sesama syetan? Bukankah syetan tak pernah menjatuhkan sesama syetan? Justru mereka bahu membahu menjerumuskan manusia.
Binatang buas bila sudah kenyang akan diam, tak rakus lagi terhadap yang belum diperolehnya. Seluruh binatang mengambil dunia hanya untuk menjaga kehidupannya saja. Setelah itu akan tentram. Manusia, bila sudah menguasai satu gunung emas akan tetap ingin mendapatkan dan menguasai ribuan gunung emas lainnya dengan cara apa pun. Tak memperdulikan apa pun lagi. Hidupnya tak pernah tentram sebelum merealisasikan semua khayalannya. Hanya kematian yang mampu menghentikannya.
Ibnu Qayyim dalam Zadul Ma'ad mengatakan untuk menundukkan hawa nafsu, lakukan yang berkebalikan dari hawa nafsu. Bagaimana cara mudah mengetahui yang berkebalikan dari hawa nafsu? Beribadahlah. Nafsu perut dan kemaluan, lawanlah dengan berpuasa. Nafsu kikir, hasad dan dengki, lawanlah dengan bersedekah. Nafsu tidur, malas, berleha-leha, lawanlah dengan berqiyamulail. Nafsu berbangga, lawanlah dengan banyak bersujud. Perjalanan hidup, perjalanan panjang menaklukkan hawa nafsu.
Seluruh ketaatan kepada Allah. Seluruh rangkaian ibadah adalah penaklukan terhadap hawa nafsu untuk mengobati jiwa. Obat jiwa adalah beribadah. Obat pemikiran, tubuh dan hati adalah Al-Qur'an. Bila seluruh rangkaian tersebut sudah dilakukan, namun hawa nafsu tak juga bisa ditaklukkan, tandanya penyakit jiwa dan tubuhnya sudah sangat parah. Dosisnya harus ditambah terus dan terus. Hingga nafsu yang liar menjadi tentram.
Hindari interaksi dan pergaulan yang dapat memperkokoh daya kekuatan hawa nafsu. Semakin sering berinteraksi dengan dunia, hawa nafsu semakin kokoh. Semakin sering berinteraksi dengan harta dan kekuasaan, hawa nafsu semakin kokoh. Bila ingin berinteraksi dengan dunia, harta dan kekuasaan, gunakan adab dan pengelolaan sesuai syariat Allah. Maka pergumulan dengan dunia tidak akan pernah mengokohkan daya kekuatan hawa nafsu. Syariat Allah yang akan melindungi dan menjaga. Syariat Allah yang akan menolong dari keterjerumusan hawa nafsu.
Beribadah dan teguhkan langkah dalam syariat Allah. Itulah satu-satunya cara yang benar dan tepat dalam berinteraksi dengan hawa nafsu. Itulah cara yang tepat agar hawa nafsu tak menjadi pengendali diri.
0 komentar: