Berkumpulnya Yahudi Di Palestina?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sejarah bangsa Yahudi berakhir di Palestina. Begitulah cara Allah mengumpulkan mereka dalam satu tempat. Setelah sebelumnya, berimigrasi dari satu tempat ke tempat lain. Setelah sebelumnya berpencar ke sejumlah belahan dunia. Apakah ini kejeniusan? Apakah ini kebrilianan? Banyak yang mengatakan ini kejeniusan. Bisa saja ini kelak ambisi ini akan menjadi "Kamp Konsentrasi" yang dibuatnya sendiri. Skenario manusia berbeda dengan sekenario Allah.
Bila Yahudi tidak dikumpulkan dalam satu tempat konsentrasi, bagaimana akhir dunia? Allah menggerakkan hati mereka untuk berkumpul hanya di Palestina. Dengan upaya kezaliman dan penjajahan, mereka merancang berkumpul di Palestina. Mereka menganggap ini prestasi besar, namun sebenarnya ini tipuan besar. Terperosok dalam kubangan yang digali oleh mereka sendiri.
Yahudi sebuah suku bangsa yang tidak memiliki rumah dan tanah air. Bagaimana nasib para gelandangan yang tidak memiliki rumah? Paling berkuasa dan berharta, tetapi tak memiliki rumah? Apakah disebut paling kaya? Apakah disebut sebagai penguasa jagat raya? Mengapa tidak ada satu pun wilayah yang mau menerima mereka? Hingga akhirnya dengan belas kasihan Inggris mereka diberikan tanah di bekas jajahan Inggris Palestina dengan mengusir rakyat Palestina.
Era perbudakan. Dimana rakyat dari Afrika menjadi budak di Eropa dan Amerika. Kini, bukankah akhirnya mereka diterima sebagai bagian dari warga negara di tempat mereka berada? Namun mengapa tidak bagi Yahudi? Mengapa mereka tidak nyaman tinggal di sejumlah negara? Yahudi dikutuk menjadi babi dan kera, apakah ini karakter mereka yang sebenarnya? Di saat semua bangsa dapat hidup berdampingan dengam ragam perbedaan, mengapa Yahudi justru mengucilkan diri di satu daerah khusus?
Yahudi memilih di Palestina. Bukankah ini tempat paling panas dalam arena pertempuran peradaban? Bukankah ini tempat perguliran, naik-turunya pertarungan peradaban? Lihat saja Amerika, walau pun beda dataran, namun merasa belum menjadi adi daya bila tidak mengambil peran di bumi Syam. Apakah ini memang hukum abadi di kehidupan dunia?
Yunani, Romawi, Persia, Cina dan beragam peradaban yang lahir dan tenggelam sebelum dan sesudah masehi selalu berebut pengaruh di Syam (Palestina). Ternyata hingga akhir zaman pun demikian. Diutusnya para Nabi dan Rasul pun. Walaupun kisah nabi Yusuf sering menceritakan di Mesir. Walaupun kisah Nabi Musa banyak menceritakan Mesir, namun kisah-kisahnya juga terhubung dengan Palestina (Syam)
Kisah hari kiamat pun masih dalam pusaran negri Syam, khususnya Palestina. Dajal, Nabi Isa dan Imam Mahdi masih dalam pusaran Palestina (Syam). Kehancuran Yahudi pun dikisahkan terjadi di Palestina. Bahkan Padang Mahsyar pun akan dikumpulkan di tempat ini. Bila membaca nubuwah Rasulullah saw, maka berbondong-bandingnya Yahudi berkumpul di Palestina merupakan bagian kisah perjalanan mendekati Hari Kiamat hingga akhirnya mereka dihancurkan.
Belajarlah sejarah, maka kita akan tahu apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Belajarlah sejarah dari firman Allah, sabda Rasulullah saw, catatan para ulama dan ahli sejarah yang terpercaya, maka kita akan melihat perjalanan manusia itu sangat pendek, karena garis besar perjalanan manusia sejak diciptakan dan kehancuran abadi alam semesta sudah dijelaskan. Tak terasa lagi kehidupan yang panjang dan lama. Yang ada hanya kehidupan yang singkat. Umur alam semesta pun menjadi sangat singkat.
0 komentar: