Berjanji Tidak Tertawa hingga Memandang Wajah Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Di majelis Abu Dzar Al-Ghifari, disampaikan kisah tentang gonjang ganjing dan kegoncangan Hari Kiamat. Tiba-tiba seorang pemuda meloncat dan langsung menangis, menjerit dan gemetar, lalu dibawa ke depan jamaah dalam keadaan pingsan.
Atas kejadian tersebut jamaah bertanya kepada Abu Dzar Al-Ghifari, "Apa yang membuat kita teledor, sementara pemuda tersebut mengingatkan hatinya hingga menangis?" Abu Dzar Al-Ghifari menjawab, "Itu bagian kebeningan hatinya."
Pemuda tersebut memiliki kebiasaan khusus bila ke masjid. Yaitu, mengenakan tutup kepala, mengambil tempat terpisah dari sudut masjid. Dia terus shalat, menangis dan berdoa sampai siang, setelah itu pulang.
Bila tiba waktu Dzuhur, Dia melakukan aktivitas yang sama. Yaitu, shalat dan menangis hingga selesai shalat Isya. Kemudian keluar tanpa berbincang atau duduk dengan siapa pun.
Pemuda tadi, bila di rumah, menangis hingga menjerit hampir sepanjang malam. Makannya hanya sepotong roti di awal malam dan sepotong roti saat sahur.
Doa yang dipanjatkan di saat malam hingga Subuh, "Tuhanku, hamba-Mu merindukan pertemuan dengan mentaati-Mu. Bantulah aku untuk menjalankannya dengan pertolongan-Mu, wahai Yang Maha Memberi Karunia. Tuhanku, hamba-Mu mendambakan terhindar dari murka-Mu, bantulah aku mewujudkannya dengan anugerah-Mu, Wahai Yang Memberi Karunia."
Saat wafat, para pengantar pengusung jenazahnya ke liang lahat, tiba-tiba lubangnya mengeluarkan bau harum. Seorang pengantar turun ke kubur mengambil tanah yang harum tersebut.
Tujuh puluh hari selepas pemakamannya, bau harumnya tak pernah berubah, hingga berduyun-duyun orang mendatangi kuburannya. Hingga walikota turun tangan dengan mengambil sumber harum tersebut dan membubarkannya.
Pemuda itu bernama Warrad Al Ijli dari Bani Ijli. Yang berjanji kepada Allah tidak akan tertawa hingga memandang wajah Allah semesta alam.
0 komentar: