Berinteraksi Dengan Beragam Peradaban
Oleh: Nasrulloh Baksolaha
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Melawan peradaban material dengan material. Melawan peradaban akal dengan akal. Apa yang terjadi? Kehancuran. Salah satu hancur atau keduanya. Seperti itukah interaksi antar peradaban? Seperti itukah pergaulan antar peradaban? Setiap peradaban memiliki ciri khasnya, seperti manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling memahami dan mengenal.
Perhatikan bagaimana para Nabi dan Rasul berinteraksi dengan berbagai peradaban. Mereka tidak silau dengan peradaban yang ada. Tidak merunduk dan rendah diri dengan peradaban yang sedang berkuasa saat itu. Para Nabi dan Rasul menggengam peradabannya sendiri. Peradaban yang bersumber dari fitrah dan nurani. Peradaban yang bersumber dari Pencipta Alam Semesta.
Bila orientasi hidup masih sama dengan peradaban yang ada, bagaimana bisa melampaui mereka? Batas tertinggi yang akan diraih seperti apa yang telah mereka raih. Liku-liku perjalanannya, seperti yang telah mereka lalui. Kesulitan yang dirasakan seperti yang telah mereka alami. Terus jatuh di lubang yang sama. Seperti itukah peradaban yang akan dibangun kembali?
Perhatikan perkataan Mughirah bin Syu'bah saat mendatangi Rustum sang Panglima Besar Persia. Saat Rustum menawarkan kekayaan, makanan, pakaian dan kehidupan yang gemerlap. Dijawab oleh Mughirah bin Syu'bah, "Kami datang karena menerima tugas yang langsung dari Allah untuk menyampaikan kalimat kebenaran kepada kalian. Kalian hidup dalam pikiran gelap selama ini. Kami datang untuk hendak membimbing kalian ke tempat yang terang."
Mughirah bin Syu'bah melanjutkan, "Kalian selama ini hanyalah budak-budak dari sesama manusia, dari raja-raja, dari orang-orang besar yang kalian sembah. Kami datang hendak memerdekakan kalian agar bebas langsung berhubungan dengan Allah." Lihat begitu sangat jauh peradaban yang saat itu ada dengan peradaban yang dibangun oleh Islam. Bila masih sama, layakkah untuk ditawarkan? Bila masih sama, berarti hanya mencontek saja.
Yang rendah akan merunduk pada yang tinggi. Yang hina akan mengikuti yang mulia. H.G Wells, pengarang hebat Inggris, pernah meramalkan akan hilangnya pertentanganperadaban. Yang ada sebuah proses penyatuan ke arah peradaban yang sesuai dengan kemajuan perikemanusiaan. Peradaban yang memanusiakan manusia. Peradaban yang memuliakan manusia. Peradaban seperti apa yang memenuhi kriteria ini? Islam.
Peradaban yang saat ini berjaya sedang mencari arah peradaban baru. Peradaban yang saat ini ada sedang mencari hakikat peradaban yang sebenarnya. Mereka sedang menempuh berbagai percobaan dan penderitaan ke arah peradaban yang berkemanusiaan. Tugas kaum muslimin hanya membumi kehidupan dengan hakikat Islam dan tauhid. Maka kelak mereka menjadi penyokong dan pengikut peradaban Islam.
0 komentar: