Amalku Tak Diterima
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
"Mahasuci Engkau, Ya Allah. Sungguh, kami tidak mampu beribadah kepada-Mu dengan ibadah yang semestinya." Itulah rintihan para malaikat yang beribadah tanpa henti dan lelah sejak diciptakan hingga hari kiamat nanti. Sedang manusia masih mencampurkan antara ibadah dengan menikmati rezeki dari Allah. Mencampurkannya dengan kelalaian, kebosanan, tak sesuai rukun, terkontaminasi tidak ikhlas dan riya. Rintihan apa yang sepantasnya diungkapkan?
Rasulullah saw dengan kerendahan hati bersabda, "Aku tidak mampu memanjatkan pujian kepada-Mu sebanyak pujian yang Engkau panjatkan untuk diri Mu sendiri." Imam Al-Ghazali mengatakan, "Rasulullah saw tak mampu memuji Allah dengan pujian yang sebenarnya. Yang mana Allah memang berhak atasnya. Yakni, dengan pujian dan ibadah yang jauh lebih baik dari sekedar yang sanggup beliau lakukan."
Menurut imam Al-Ghazali. Di hari kiamat. Manusia akan diberikan 3 buku catatan. Buku kebaikannya. Buku keburukannya. Buku kenikmatan yang Allah berikan. Ternyata buku kebaikannya tidak mampu mengungguli buku kenikmatannya. Manusia masih memiliki hutang. Keburukannya pun tidak tertebus oleh kebaikannya plus hutang kenikmatan. Lalu apa yang Allah akan perbuat pada manusia?
Bila kondisi seperti ini, di hari kiamat yang diandalkan manusia hanyalah rahmat Allah dan ampunan-nya. Hanya kasih sayang dan kerahmanan Allah saja. Karena itulah Imam Nawawi Al Bantani memberikan rumus, cara pandang manusia terhadap dirinya haruslah cara pandang yang penuh keburukan dan kehinaan.
Siapa yang tak mengenal imam Hasan Al Bashri? Dialah yang telah membimbing khalifah Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah yang bertakwa dan memakmurkan penjuru negri. Suatu malam seorang ulama bertemu Hasan Al Bashri dalam mimpinya, setelah Hasan Al Bashri wafat. Dalam mimpi ulama tersebut bertanya tentang keadaan yang dialami sang imam di alam barzah.
Sang imam bercerita. "Allah menempatkan diriku ke hadapan-Nya, lalu Dia berfirman, "Hai Hasan, apakah engkau masih ingat, suatu saat shalat di masjid, tiba-tiba orang-orang melayangkan pandangannya kepada mu, lalu engkau menambah kebaikan shalat mu? Seandainya bukan karena niatmu yang ikhlas saat memulainya, tentu sudah Aku usir kamu dari sisi-Ku." Begitu sangat teliti Allah memeriksa perbuatan manusia.
Dengan amal apa kamu sering berharap? Rabiah Al-Adawiyah menjawab, "Dengan keputus-asaanku pada amal yang paling besar." Ulama besar Abu Yazid Al-Bustami dinasehati seseorang, "Bila kamu ingin sampai kepada Allah, hendaklah kamu selalu merendahkan diri dan merasa butuh kepada Allah."
Seorang ulama Abu Fadhl berkata, "Aku tahu bahwa seluruh amalku tidak diterima Allah, karena semua syarat diterimanya amal tidak dapat aku lakukan." Temannya berkata, "Mengapa tetap beramal?" Abu Fadhl menjawab, "Siapa tahu pada suatu hari nanti Allah menjadikannya baik untukku dan aku pun telah terbiasa berbuat baik, sehingga tak perlu membiasakan dari awal."
0 komentar: