Titik Kritis Manusia dalam Kisah di Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ada dua kisah dalam Al-Qur'an tentang pemilik kebun. Kisahnya dimulai saat akan memanen. Fokusnya pada sikapnya saat memanen. Disinilah titik krusialnya.
Al-Qur'an tidak mengkisahkan Qarun di awal pengembangan hartanya. Tetapi langsung pada sikapnya saat kekayaan sudah melimpahkan dalam genggaman.
Al-Qur'an tidak mengkisah proses rintisan kekuasaan para pembesar kaum yang menentang para Nabi. Tetapi langsung saat mengenggam kekuasaan.
Al-Qur'an tidak mengkisahkan proses Namrudz dan Fir'aun naik ke pentas kekuasaannya. Tetapi saat sudah menggenggam kekuasaannya.
Al-Qur'an memaparkan titik-titik kritis penyimpangan dan kehancuran manusia. Dalam kondisi apa saja manusia bisa terjungkal dan bangkrut?
Al-Qur'an menjelaskan titik kritis yang dialami oleh manusia dengan beragam kisah kedurhakaan dan ketaatan.
Al-Qur'an menjelaskan titik kritis yang dialami oleh manusia dengan beragam kisah kedurhakaan dan ketaatan.
Titik kritis semua umat manusia, saat Kitab Suci dan para Nabi diutus. Titik kritis kaum Yahudi dan Nasrani saat Rasulullah saw diutus.
Titik kritis para Nabi dan Rasul menjadi tema besar semua kisah yang ada dalam Al-Qur'an. Juga menjadi sebab kemuliaan mereka.
Perhatikan semua titik kritis dan krusial kehidupan dalam kisah di Al-Qur'an yang menjadi momentum kemuliaan atau kehancuran manusia.
Di titik kritis, sikap manusia biasanya sombong atau risau. Merasa paling berkuasa atau tertindas. Merasa aman atau ketakutan.
Dalam titik kritis kehidupan, manusia berada dipersimpangan jalan. Apa yang akan diputuskan? Itulah awal kemuliaan baru atau kehancuran.
0 komentar: