Tanda Kekalahan Intelektual
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Namrudz kalah berargumentasi, maka Nabi Ibrahim dibakarnya. Pembesar Mesir kalah berargumentasi, maka Yusuf dipenjarakannya. Fir'aun kalah berargumentasi, maka Nabi Musa dikejarnya. Musyrikin Quraisy kalah berargumentasi, maka Rasulullah saw disiksanya. Fenomena ini terus berulang. Kekerasan dan penjara adalah bentuk kekalahan intelektual sepanjang masa.
Kekuatan intelektual bukan pada ilmu, tetapi pada kekokohan aqidah. Kekuatan intelektual bukan pada teknologi dan kekuasaan, tetapi pada akhlak dan karakter. Semua pendekatan yang menggunakan kekuasaan, hukum, persenjataan dan kekerasan merupakan bentuk kekalahan intelektual. Ilmu dan teknologi bukan mencerminkan kekuatan intelektual, karena ilmu dan teknologi hanya satu tahap menuju substsnsi dan bukan substansi sesungguhnya.
Qarun menampilkan seluruh kekayaannya di hadapan publik untuk menciptakan keterpesonaan. Mengecoh kekuatan intelektual dengan membawa akal pada kekaguman harta dan bisnis. Kekayaan yang melimpah. Bisnis yang menggurita akan dijadikan argumentasi kebenaran. Ini strategi menghancurkan akal dengan mengalihkannya pada cinta dunia.
Haman menciptakan proyek berteknologi tinggi. Membangun infrastruktur mercusuar bagi Mesir untuk membuktikan keberadaan Tuhannya Musa. Teknologi dan pembangunan fisik dijadikan sarana bahwa kebenaran diukur dari kesuksesan membangun sarana kemudahan fisik dan hidup. Intelektual dipadamkan dengan kerancuan fatamorgana kehidupan.
Intelektual dipadamkan dengan suara terbanyak dan banyaknya pendukung. Yang terbanyak pendukungnya itulah yang benar. Yang sedikit itulah yang salah. Yang pendukungnya para pembesar itulah yang benar. Pendukungnya yang lemah itulah yang salah. Itulah cara mengacaukan kekuatan intelektualitas. Itulah sebabnya, banyak pendukung menjadi dalih kebenaran oleh mereka yang mengalami kekalahan intelektualitas.
Kekuatan intelektual ada pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Itulah argumentasi yang tak terbantahkan. Itulah hakikat kebenaran yang didalamnya tidak akan pernah ada kecacatan. Semua kecerdikan para pembesar dan penguasa dari era Nabi Nuh hingga Rasulullah saw terbungkam. Fir'aun terbungkam. Namrudz pun terpojok.
Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw adalah kecerdasan tertingginya manusia. Capaian tertinggi yang dapat diraih oleh manusia. Peradaban sempurna bagi tercipta kebahagiaan seluruh manusia. Saat manusia dihadapkan pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, maka seluruh kekuatan intelektualnya menjadi bodoh dan lemah. Untuk menutupinya digunakan sarana yang dapat mengguncangkan jiwa, memunculkan ilusi fatamorgana sehingga daya intelektualitas mati tak menyala lagi.
0 komentar: