Syariat Allah, Ilmu dan Teknologi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Vaksin itu bukan obat penyembuh. Hanya media perangsang agar imunitas tubuh bekerja lebih cepat dan akurat.
Yang bisa dilakukan, hanya mengurangi efek virus, dan menguatkan imunitas tubuh untuk melawan virus. Belum ditemukan obatnya, tanda kebodohan manusia.
Hidup ini penuh misteri, walaupun air samudera dijadikan tinta. Seluruh bahan dijadikan kertas. Tak bisa mengungkapkan misteri hidup.
Kelemahan ini yang menyebabkan Allah menurunkan Syariat-Nya. Agar seluruh persoalan tuntas dengan cara singkat, mudah dan sederhana.
Generasi berganti, datang lalu pergi. Tetapi persoalan manusia selalu sama dari generasi ke generasi. Hanya cara hidup saja yang berubah dan berevolusi.
Obsesi, keinginan, kebutuhan, dan khayalan. Yang diperebutkan, dipersaingkan dan diributkan tetap sama dari generasi ke generasi.
Syariat Allah tetap abadi karena persoalan manusia tak pernah berubah. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berubah karena cara hidup manusia berevolusi.
Jiwa, ruh, hati, hawa nafsu, akal, raga, syetan tak pernah berubah karakternya. Itulah sebab Syariat Allah tak pernah berubah dan berganti lagi.
Meninggalkan Syariat Allah sama saja membiarkan kehidupan dan peradaban manusia dalam lingkaran kubangan persoalan yang abadi.
Ilmu dan Teknologi berkembang bukan karena menciptakan hal baru. Hanya memanfaatkan, baru sadar dan paham apa yang sudah ada di jagat raya ini.
Ilmu dan Teknologi lahir karena Allah memberikan akal, rasa penasaran dan tantangan hidup. Jadi, bukan rekayasa diri manusia melalui penciptaan dirinya sendiri.
Ilmu dan Teknologi tercanggih, bukan hasil kecerdasan manusia. Namun baru di zaman inilah Allah mentakdirkan ilmu dan teknologinya diturunkan.
Seperti ilmu Ushul Fiqh, prinsipnya sudah ada di Al-Qur'an dan hadist, namun baru terbongkar di era Imam Syafii.
Seperti teknologi informasi, sejak dulu sudah ada, namun manusia baru disadarkan di era kini. Galilah ilmu dan teknologi untuk meneguhkan kehambaan diri.
0 komentar: