Sunan Rasulullah saw Penempaan Aplikatif Calon Pemimpin
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Perjalanan umat ini, sama persis dengan perjalanan Rasulullah saw. Kemenangan umat ini, sama dengan syarat kemenangan yang harus dipenuhi oleh Rasulullah saw. Tantangan umat ini, sama dengan tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah saw. Akhlak umat ini harus sama dengan akhlak Rasulullah saw untuk memimpin peradaban dunia. Itulah mengapa cinta kepada Rasulullah saw harus melebihi kecintaan kita kepada diri sendiri.
Saat Rasulullah saw baru saja bertemu Jibril di Gua Hira. Beliau bertawaf di Kabah. Bertemu Waraqah bin Naufal, pendeta Nasrani yang ahli dalam Taurat dan Injil. Sang pendeta berkata, "Sungguh engkau adalah Nabi umat ini. Sungguh Jibril yang dahulu pernah datang kepada Musa kini telah datang padamu. Engkau pasti akan diusir, didustakan, disakiti, diperangi. Seandainya aku masih hidup pada hari itu, pasti aku akan menolong." Kemudian sang pendeta mencium ubun-ubun Rasulullah saw.
Periode kebangkitan akan terus berjalan sesuai hukum kehidupan. Berawal dari keterkucilan, didustakan, diusir, disiksa dan dimusuhi. Itulah periode awal perjalanan Rasulullah saw. Itulah yang tengah terjadi pada umat ini. Di Indonesia hingga kasus terakhir di Uighur. Tak ada kekuasaan yang melindunginya. Tak ada kepemimpinan yang memback upnya. Dalam kondisi ini, gaung semangat memimpin peradaban dunia harus tetap digaungkan dan diyakini. Itulah rahasia keteguhan Rasulullah saw dalam kitab Sirah Nabawiyah karangan Al-Mubaraky.
Rasulullah saw tidak saja menjanjikan menjadi raja di Surga. Tetapi menjadi raja di dunia. Rasulullah saw menjanjikan, mereka yang teguh keislamannya akan menjadi pemimpin Arab dan non Arab. Menguasai Konstatinopel dan Roma. Menjadi penguasa Romawi dan Persia. Seluruh negri akan aman dan makmur. Itulah yang ditawarkan kepada kabilah yang mau memeluk Islam. Semua ucapan Rasulullah saw ditertawakan. Dalam kondisi lemah, namun berbicara menjadi pemimpin peradaban dunia?
Orientasi keberislaman kita masih sempit dan picik. Masih berorientasi pada pahala dan dosa. Namun tidak berorientasi pada penyiapan karakter menjadi pemimpin peradaban dunia. Semua ibadah, amal shaleh dan akhlak yang dididik oleh Rasulullah saw adalah dalam rangka agar umat Islam menjadi pemimpin peradaban dunia. Menggenggam kepemimpinan dunia. Menjadi kreator rahmatan lil alamin. Itulah mengapa akhlak kita harus sama persis dengan akhlak Rasulullah saw.
Menghidupkan Sunah Rasulullah saw untuk menghidupkan syarat-syarat menjadi pemimpin peradaban dunia. Menghidupkan Sunah Rasulullah saw agar Allah menjadi penopang, pembimbing, penolong dan perekayasa perjalanan menuju kepemimpinan dunia. Tak mungkin umat Islam menjadi pemimpin dunia dengan meninggalkan sunah-sunah Rasulullah saw.
Identikan diri dengan Rasulullah saw dengan menghidupkan Sunnahnya. Itulah cara penempaan diri termudah untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin dunia.
0 komentar: