Sunan Gresik, Penyelamat Penderitaan Rakyat Majapahit dari Perang Paregreg
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Majapahit terus mengalami kemunduran, sengketa atas takhta pun terus berkepanjangan dengan berkobarnya Perang Paregreg. Di setiap peperangan, rakyatlah yang menjadi korbannya dan menderita. Raja Majapahit Wikramawardhana pun tak mampu mengembalikan Majapahit dalam suasana kejayaan dan kemakmuran.
Hingga pada suatu hari di tahun 1404, datanglah 9 orang utusan dari Kesultanan Turki, para ahli di bidangnya masing-masing yang akan membantu Majapahit. Sembilan tokoh yang dipimpin oleh ahli pertanian dan pengairan bernama Maulana Malik Ibrahim. Dialah salah satu tokoh yang mendapat mandat dari Sultan Muhammad I untuk membantu rakyat tanah Jawa yang sedang menghadapi bermacam penderitaan akibat bencana alam, kekeringan, dan peperangan yang berkepanjangan.
Demikianlah berita yang tertulis dalam kitab ‘Kanzul Ulum’ karya Ibnu Bathuhtah, seorang pengembara pada abad 15. Kitab yang konon masih tersimpan di perpustakaan istana Turki di Istambul.
Maulana Malik Ibrahim adalah ulama Turki ahli bidang pengairan yang telah berhasil membangun saluran air untuk pertanian di Gujarat. Dalam pembangunan irigasi yang kemudian dibangun di Gresik, terbukti mampu meningkatkan hasil pertanian para petani Majapahit. Maka atas keberhasilannya itu, Wikramawardhana pun memberikan tempat di Gresik sebagai kediamannya. Bahkan Sunan Gresik itu pun kemudian diberikan kebebasan untuk mengajarkan agama yang dibawanya, dalam sebuah pesantren yang didirikannya.
Maulana Malik Ibrahim memilih desa Leran di Gresik untuk memulai dakwahnya. Pada 1392 Masehi (801 Hijriyah) ia mulai menyebarkan agama Islam. Ada tiga metode Malik Ibrahim untuk bisa berbaur dengan masyarakat. Metode itu adalah berdagang, pengobatan, dan bercocok tanam. Malik Ibrahim sebenarnya adalah seorang pedagang cukup berada. Setiba di Gresik, Malik Ibraham membuka warung di Desa Roomo. Warung itu menjual makanan dan kebutuhan pokok warga dengan harga murah. Tak heran dalam waktu singkat warung itu selalu kebanjiran pengunjung.
Ia mempelajari bahasa daerah dengan cara menjajakan barang dagangannya. Kabarnya, ia disegani karena sering dijadikan penengah untuk mendamaikan warga yang berkonflik. Maka dengan itu, masyarakat pun memeluk agama Islam.
Setelah warung, Malik Ibrahim membuka praktik pengobatan gratis. Karena gratis, banyak yang sakit datang ke praktik tersebut. Selain memberi obat, diajarkan juga doa-doa saat meminum obat tersebut. Itu adalah upaya untuk mengenalkan bacaan doa ke masyarakat.
Metode ketiga adalah bercocok tanam. Malik Ibrahim mengajarkan sistem bertani yang lebih maju kepada penduduk. Selain cara bercocok tanam yang benar, Malik Ibrahim juga mengenalkan sistem irigasi yang mengalirkan air dari gunung menuju lahan pertanian penduduk.
Semua metode yang dilakukan Malik Ibrahim selalu menyasar seluruh masyarakat tanpa membedakan status sosial dan kasta. Karena itulah banyak yang bersimpati kepada Malik Ibrahim.
Bersama dengan pasukan dan tentara dari Laksamana Cheng Ho, Sunan Gresik mencetak sawah baru dan membangun irigasi untuk pertanian rakyat. Tindakannya ini berhasil membawa perbaikan pada masyarakat pesisir Gresik. Melalui pendekatan yang halus maka secara perlahan agama Islam dapat disebarkan dengan baik.
Sumber:
1. https://m.liputan6.com/surabaya/read/4178948/sunan-gresik-berdakwah-hingga-jejaknya-diikuti-sang-anak
2. https://news.detik.com/berita/d-2962176/malik-ibrahim-sebarkan-islam-dengan-kearifan-lokal
3. https://www.google.com/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-wali-songo-dalam-penyebaran-islam-di-indonesia-11757/amp/
4.
https://www.google.com/amp/s/sangpenangsang.wordpress.com/2012/04/22/buka-buku-12-sunan-gresik-guru-ngaji-yang-juga-ahli-irigasi/amp/
0 komentar: