Solusi Negara, Penguasa Berkoalisilah dengan Ulama
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Fir'aun lebih memilih berkoalisi dengan Haman dan Qarun yang memiliki dan ditopang kekuatan modal luar biasa, dibandingkan dengan Nabi Musa dan Harun.
Penguasa seringkali salah memperhitungkan kekuatan nyata dengan kekuatan kamuflase. Firaun tak menyadari kekuatan Nabi Musa.
Padahal kekuatan Nabi Musa dapat menyapu bersih kekuatan persenjataan pasukan, ilmu, teknologi, korporasi dan para pemodal yang kekuatannya tak terhingga.
Saifuddin Qhutuz dalam menghadapi serbuan bangsa Tartar yang dahsyat, yang pertama dilakukan rekonsiliasi nasional dengan para Ulama.
Najamudin Ayub saat menghadapi gelombang serbuan tentara Salib ke 7, yang pertama dilakukan, rekonsiliasi kekuatan dengan ulama.
Mengapa Najamudin Ayub dan Saifuddin Qhutuz tidak menggalang kekuatan militer, permodalan dulu. Mengapa pertamanya ke ulama?
Saat Alp Arslan menghadapi serbuan tentara Romawi Timur, yang pertama didengarkan adalah perkataan ulama. Bukan para panglima perang?
Saat pengepungan Konstantinopel hampir gagal, Lalu Muhammad Al Fatih lebih mendengarkan para ulama dibandingkan panglima perangnya. Akhirnya menang.
Saat Madinah mengalami bancana alam berkepanjangan, Umar bin Khatab mendatangi pamannya Rasulullah saw memohonkan doa.
Para pemimpin adil dan shaleh ketika menghadapi persoalan pemerintahan, yang pertama kali didatangi adalah para ulama.
Berbeda dengan penguasa yang zalim, saat menghadapi persoalan yang pertama di penjara dan dibunuh adalah ulamanya. Seperti itu sejarah berbicara.
Ada Sultan mengusir Imam Nawawi, kekuasaannya runtuh. Ada Sultan mengusir Imam Ibnu Qudamah, kekuasaannya hampir runtuh, lalu menyadari kesalahannya.
0 komentar: