Mengambil Kecerdasan Sejarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Akhir perjalanan dahaga ilmuku ternyata di sejarah. Sejarah memberikan cakrawala sudut pandang yang sangat luas. Memahami zaman. Memahami perjalanan manusia. Memahami naik turunnya peradaban. Memahami persoalan dan solusi masa lalu. Memahami karakter manusia di setiap zamannya.
Akhir perjalanan dahaga ilmuku ternyata di nubuwah-nubuwah Rasulullah saw. Ilmu tentang apa yang akan terjadi. Ilmu tentang peristiwa yang akan terjadi juga solusinya. Memadukan perjalanan manusia masa lalu dan akan datang. Memadukan peristiwa masa lalu dan akan datang. Mengambil ilmu masa lalu dan yang akan datang. Kedua ilmu itu ditarik ke masa sekarang. Sungguh luar biasa.
Kresna dalam pewayangan menjadi penasihat Pandawa, karena memiliki ilmu masa lalu. Juga memiliki ilmu masa depan. Siapa menghadapi siapa. Lawan harus dihadapi oleh siapa, semua menurut pertimbangan Kresna. Oleh karena itulah, musuh yang paling sakti dan tak tertandingi pun dapat dikalahkan sangat mudah. Seperti mengalahkan Bisma hanya dengan seorang Srikandi.
Buta sejarah dan buta masa depan. Itulah penyebab lahirnya rutinitas. Itulah penyebab kebodohan dan kelemahan. Mengapa tak mengambil pemikiran orang tercerdas masa lalu untuk dimodifikasi hari Ini? Mengapa harus berfikir keras luar biasa bila orang tercerdas, termulia di masa lalu sudah bisa menyelesaikan persoalannya? Tinggal contek dan modifikasi saja. Semudah itu menjalankan hidup. Kejayaan itu memiliki prinsip yang sama. Kehancuran itu memiliki prinsip yang tak pernah berubah.
Dalam Taurat ada sejarah nabi-nabi sebelum Musa. Tetapi juga ada penjabaran tentang kedatangan al-Masih Nabi Isa dan al-Amin Rasulullah saw. Dalam Injil ada sejarah Nabi sebelum Nabi Isa, juga Nabi akhir zaman Rasulullah saw. Al-Qur'an menceritakan Nabi dan orang shaleh sebelum Rasulullah saw juga beragam peristiwa yang akan terjadi. Kecerdasan masa lalu dan masa yang akan datang terhimpun dalam kitab suci.
Ambil mukjizat sunah Rasulullah saw. Ambil kecerdasan Khalifatur Rasyidin. Ambil kecerdasan para Khalifah bani Umayah hingga Turki Utsmani dalam mengelola negara dan masyarakat. Ambil kecerdasan para Sahabat hingga ulama-ulama salaf dalam memberikan solusi kehidupan. Kecerdasan, kebijaksanaan dan hikmah itu terhampar luas, maukah membaca, memahami dan mengambilnya?
Ambillah kepiawaian Rasulullah saw dalam berbisnis. Ambil kecerdasan Abu Bakar, Utsman, Abdurahman bin Auf, Abdullah bin Jafar hingga para ulama salaf seperti ibnu Sirin, Abu Hanifah, Abdullah Ibnu Mubarak dan masih banyak lagi dalam berbisnis. Apa pun profesi kita, ambillah sejarah sebagai referensi pemikiran, terobosan dan kreatifitas.
Rasulullah saw, para Sahabat dan Ulama Salaf sudah menerangi masa lalu. Rasulullah saw dengan nubuwah-nubuwahnya sudah menerangi sekarang dan masa depan. Semua yang dibutuhkan untuk menghadapi zaman sudah disediakan. Masih ada yang kurangkah?
0 komentar: