Memutus Nusantara Dengan Mekkah dan Kairo (3 habis)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Aceh dan Demak ada keunikannya. Aceh terfokus kerjasama Nusantara dengan dunia Internasional. Demak terfokus islamisasi internal Nusantara.
Aceh menjalin kerjasama dengan Turki Utsmani dan Makkah untuk mengamankan jalur pelayaran Nusantara-Timur Tengah.
Turki Utsmani mengirim tim dakwah Walisanga untuk Islamisasi Nusantara dengan pusatnya di Jawa hingga berdirinya Demak.
Kehadiran Aceh dan Demak. Pembagian peran Aceh dan Demak di Nusantara. Suatu kebetulan? Atau didesain?
Gagal kuasai perdagangan dunia timur melalui Malaka. Portugis menjadi bajak laut di Samudera Hindia. Kapal niaga dan jamaah haji Nusantara dirampok.
Aceh membuat solusinya. Kapal-kapal Aceh jadi berbendera Turki Utsmani dan kerjasama militer dalam pelatihan dan peralatan tempur.
Demak bersolusi. Melalui kiprah Sunan Giri, terbentuk jaringan keilmuan, perdagangan dan kekuasaan di Nusantara. Merintis di abad 15, berbuah di abad 17-18.
Saat Portugis datang ke Sunda Kelapa, sudah ada kesultanan Cirebon. Saat Belanda tiba, sudah ada kesultanan Mataram dan Banten. Ini buah dari Demak.
Saat penjajah ingin menguasai Nusantara, di semua pusat perdagangan, telah terbentuk pusat ilmu dan kekuasaan. Inilah buah dari jatuhnya Malaka.
Untuk menguasai Nusantara, penjajah butuh waktu 350 tahun. Adakah bangsa sehebat Nusantara?
Penjajah tak bisa memotong jalur Nusantara-Makkah-Kairo, karena hati umat Islam selalu mencintainya. Inilah kekuatan Nusantara yang sesungguhnya.
Semua obsesi penjajahan dan kezaliman di dunia ini, akhirnya harus berhadapan dengan umat Islam. Itulah takdir yang tersurat di Lauhul Mahfudz.
0 komentar: