Membedah Hakikat Ilmu Laduni
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Khaidir mendapatkan ilmu Laduni karena rahmat dari Allah. Ilmu Laduni diberikan Allah kepada yang dikehendaki-Nya.
Saat Khaidir bertemu Nabi Musa, dia sudah tahu karakter detail Nabi Musa. Dia mengajukan syarat yang sulit dipenuhi Nabi Musa.
Ilmu Laduni di luar logika dan akal manusia di zamannya. Sebab itulah, Nabi Musa terus menentang dan bertanya yang dilakukan Khaidir.
Ilmu Laduni sebenarnya nyata, sesuai dengan logika dan akal di masa depan, namun masih rahasia dan aneh di zaman ini. Ini yang belum dipahami Nabi Musa.
Saat Khaidir membongkar yang akan terjadi di masa depan, barulah Nabi Musa membenarkan tindakan Khaidir saat ini.
Sabda Rasulullah saw adalah ilmu Laduni. Al-Qur'an adalah ilmu Laduni. Semuanya datang dari sisi Allah tanpa perantara.
Sabda Rasulullah saw dan Firman Allah banyak mengabarkan apa yang akan terjadi agar bisa bersikap yang tepat dan benar di hari ini.
Sabda Rasulullah saw dan Firman Allah mengkisahkan yang akan pasti terjadi dan akibat dari perbuatan hari ini. Inilah hakikat ilmu Laduni.
Rasulullah saw mengkabarkan prestasi luar biasa muslimin. Juga keburukan yang akan menimpanya bila melakukan sesuatu. Masa depan itu sangat jelas.
Ibnu Katsir di kitab Bidayah wa Nihayah, setelah menceritakan yang telah terjadi, juga menuliskan yang akan terjadi. Itulah uniknya sejarawan muslim.
Merekayasa masa depan dengan mengikuti Syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw di hari ini. Itulah aplikasi ilmu Laduni.
Nabi Musa tak bisa bersabar dengan keanehan prilaku Khaidir. Dia selalu bertanya mengapa melakukan hal Ini? Khaidir hanya menjawab, " bersabarlah."
Bersabarlah, beristiqamahlah dengan syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw di hari ini. Karena masa depan sudah digariskan Allah.
Solusi perjalanan hidup sudah dilakukan di hari ini. Persoalannya sudah dituntaskan di hari ini. Itulah ilmu Laduni. Sehingga semua keburukan tak pernah terjadi.
Dengan mentaati Allah dan Rasulullah saw, itulah aplikasinya ilmu Laduni.
0 komentar: