Konsistensi Karakter Muslimin Nusantara
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Saat rakyat menikmati syariat Islam di Nusantara. Penjajah menghapusnya. Saat merdeka, harapan ini memuncak. Dengan lapang dada ditunda demi toleransi.
Jiwa raga telah dipersembahkan. Kekayaan dan air mata telah dikorbankan. Balasannya, dicap teroris dan radikal
Sejak Pasai, Mataram, Diponegoro, Padri. Semua terhubung ke Khalifahan Islam. Saat ingin kembali ke syariat Islam dicap gerakan trans-nasional.
Saat Portugis, Belanda dan Spanyol datang berdagang, diterima dengan senyuman. Saat berniat menjajah, dilakukan perlawanan. Ini karakter Umat Islam.
Ada pembela penjajahan. Saat merdeka, berteriak cinta Nusantara. Mereka ingin dinomorsatukan. Ini bukan karakter Umat Islam.
Saat penjajah menginjak bumi Nusantara. Mereka berada dibalik bentengnya. Menjalankan misi penjajah. Saat merdeka, paling lantang meminta penghargaan.
Alam semesta masih kokoh berdiri karena keberadaan umat Islam yang menjalankan perannya. Teruslah beristiqamah demi seluruh manusia.
Teruslah menjadi umat wasathan, amar makruf nahi munkar dan berjihad. Itulah cara membangun alam semesta.
Teruslah berlapang dada, menegakkan keadilan dan kemaslahatan. Itulah tiang pemeliharaan alam semesta.
Siklus naik dan turun, hanya untuk membuktikan bahwa peran umat Islam konsisten dengan karakter dalam semua keadaan.
Ada Nabi atau tidak. Ada khalifah atau tidak. Memiliki kekuatan atau saat lemah. Karakter Umat Islam tetaplah konsisten.
Balasan terbesar bagi umat Islam bukan menggenggam kekuatan dan kekhalifahan, tetapi saat beristiqamah dalam seluruh keadaan. Inilah kemukijzatan yang abadi.
0 komentar: