Kediktatoran Hadapi dengan "Kelemahan"
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Yang paling lemah kedudukannya itu para penguasa. Walaupun didukung oleh alat kekuasaan dan penyokong yang banyak.
Dalam kisah di Al-Qur'an, kehancuran penguasa itu disandingkan dengan hal yang sangat remeh. Jadi jangan takut dengan penguasa yang zalim.
Penguasa Babilonia, Namrudz, kekuasaannya digulingkan dengan seekor nyamuk. Bukan kehebatan, kepintaran dan kedigdayaan Nabi Ibrahim.
Penguasa Mesir yang tersohor, Fir'aun, kediktatorannya dihancurkan dengan sebuah tongkat. Bukan kegagahan dan kekuatan Nabi Musa.
Pengaruh dan kekuatannya nya Abu Lahab, lunglai dengan penyakit yang membuat seluruh tubuhnya membusuk.
Para Nabi dan Ulama hanya menegakkan Amar makruf nahi munkar pada penguasa. Proses kehancurannya, hanya Allah yang mendesain dan mengetahui-Nya.
Menghadapi kezaliman dan kediktatoran penguasa, jangan dengan kekuatan yang setimpal, tapi dengan gerakan yang terlemah yang tak terdeteksi penguasa.
Amar makruf nahi munkar dilakukan dengan terbuka, tapi gerakan penghancurannya dengan cara yang tak dijangkau oleh radar dan intelejen penguasa.
Saat lisan dan titah penguasa bisa merubah hukum perundangan yang baku. Saat legislatif dan yudikatif lunglai dengan titah penguasa. Itulah awal lemahnya kekuasaan.
Kekuasaan hanya kuat dengan keadilan. Bukan dengan semakin kuatnya cengkraman alat kekuasaan dan banyaknya budak penguasa.
Semakin kuat di mata manusia, semakin lemah dalam pandangan Allah. Semakin kuat mengandalkan alat kekuasaan, semakin lunglai di mata rakyatnya.
0 komentar: