Jalinan Kerajaan Budha Sriwijaya dengan Kekhalifahan Islam (1)
Hubungan Kekhalifahan Islam dengan Cina lebih banyak bersifat diplomatik. Sejarah Dinasti Cina yang berjudul Chiu T'ang Shu meriwayatkan, pada 31H/651M istana Tang dikunjungi dua duta pertama dari negri Ta Shih (Arab).
Empat tahun kemudian, istana Tang menerima duta kedua dari Arab yang menginformasikan bahwa mereka telah memiliki 3 penguasa. Duta kedua muslim itu datang ke Cina di era khalifah Utsman bin Affan (23-35H/644-56M)
Semakin meluasnya wilayah kekhalifahan Islam hingga ke Anak Benua India di era Bani Umayah (40-132/660-749M) mendorong pelayar Arab dan Persia menjelajah hingga ke Timur Jauh. Hal ini juga mendorong semakin banyak migrasi penduduk, di pelabuhan-pelabuhan strategis dari teluk Persia, Lautan India hingga Timur Jauh (Cina), menjadi muslim. Pelayar muslim menjadi penjelajah paling jauh di dunia saat itu.
Perjalanan duta diplomatik kekhalifahan Islam dan pedagang muslim hingga ke Cina menunjukkan bahwa yang paling paham tentang Nusantara adalah para pelayar dan pedagang muslim. Mereka banyak yang singgah di Nusantara sebelum melanjutkan perjalanan diplomatik dan berdagang ke Cina.
Saat itu di Nusantara berdiri kokoh kerajaan Budha Sriwijaya. Seorang agamawan dan pengembara terkenal Cina, I-Tsing (51H/671M), dengan menumpang kapal Arab dan Persia dari Kanton berlabuh di sungai Bhoga (Musi) yang diidentifikasikan sebagai Palembang, ibukota Budha Sriwijaya. Dalam periode ini, Sriwijaya menjadi perantara perdagangan Timur Jauh (Cina) dan Timur Tengah.
Menurut penulis kronik Cina, peran Sriwijaya saat itu digambarkan sebagai beriku:
"Sriwijaya terletak di Nan-Hai (Lautan Selatan). Ia merupakan pusat perdagangan penting di antara berbagai negri asing. Sebelah timur terdapat negri Jawa, sebelah barat terdapat Ta-Shih (Arabia), Ku-lin (pulau selatan). Tidak ada negri mana pun yang sampai ke Cina tanpa melewati wilayahnya (Sriwijaya).
(Bersambung)
Sumber:
1. Diringkas dari Buku Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad ke 17-18, Prof Dr Azyumardi Azra, Kencana 2007)
2. Sejarah Umat Islam, Buya Hamka, GIP 2016.
0 komentar: