Al-Qur'an, Hukum Kepastian
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Rencana Allah itu teguh dan kuat. Semua perbuatan kezaliman dan keangkaramurkaan sudah ditakdirkan menyeretnya pada kebinasaan. Allah hanya memberikan tangguh untuk sementara waktu saja. Seperti Namrudz, Firaun dan para penentang Nabi dan Rasul. Itulah hukum yang sudah tercatat di Lauh Mahfudz. Bukankah Al-Qur'an diturunkan dari Lauh Mahfudz? Al-Qur'an adalah penjelasan atas segala hal yang tertulis di Lauh Mahfudz kepada manusia.
Semua perjalanan makhluk Allah sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Semua hukum dan perjalanan kehidupan sudah dituntaskan penulisannya di Lauh Mahfudz. Jadi Al-Qur'an adalah hukum abadi yang telah ditulis. Semua kejadian dan peristiwa berhukum dan berputar dalam batas-batas dan koridor yang sudah tertera dalam Al-Qur'an. Semua akhir peristiwa dan perbuatan manusia pasti berakhir sesuai dengan yang sudah dijelaskan Allah dalam Al-Qur'an.
Hidup ini tak ada keremangan dan kegelapan. Hidup ini terang benderang lebih terang dari matahari. Cahaya Allah telah menyinari kehidupan ini melalui Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Tak ada lagi kebingungan. Tak ada lagi kekhawatiran. Tak ada kegamangan dan ketakutan. Hidup ini hanya menjalankan apa yang Allah dan Rasul perintahkan. Juga menjaga diri dari apa yang dilarang Allah dam Rasul saja. Kehidupan yang benar dan penuh berkah itu hanya berputar di koridor tersebut. Tidak lebih dan tidak kurang.
Apa yang pertama kali diciptakan? Qalam atau pena. Untuk menulis sekenario, desain,dan sistem yang berlaku di alam semesta dan kehidupan manusia. Setelah itu, "Kun fatakun." Apa yang disiapkan Allah sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah? Hanya dua buah kisah. Fragmen kelahiran Nabi Musa hingga kembali ke pangkuan ibunya. Kepergian ke Madyan hingga kembali ke Mesir. Lalu kisah pembuangan Nabi Yusuf hingga kembali bertemu dengan keluarganya dengan statusnya sebagai penasihat raja. Mengapa bekalnya hanya sebuah kisah? Bukan sumberdaya kekuatan dunia?
Bagi Rasulullah saw, kisah tersebut bukan dongeng, tetapi takdir dan hukum kehidupan yang disiapkan oleh Allah untuknya. Jadi ini sebuah kepastian yang akan terjadi. Bukankah yang mengisahkan-Nya dari Sang Maha Perkasa? Bukankah yang mengisahkan-Nya adalah pemilik asmahulhusna? Ini jaminan kepastian dari Pemilik Kehidupan. Begitulah karakter para pemimpin. Keyakinan adalah kenyataan dan kepastian bukan khayalan untuk menghibur saja.
Hijrah adalah perintah Allah. Dalam pengejaran, pemburuan dan meninggalkan semua yangi dimiliki karena dirampas oleh kafir Quraisy. Namun kisah Nabi Yusuf dan Musa adalah jaminan akhir dari hijrah. Kepastian hukum bagi Rasulullah saw dan para Sahabat. Jaminan dan kepastian ini tidak hanya berlaku di era Rasulullah saw, tetapi untuk semua zaman dan tempat bagi mereka yang beristiqamah.
Bacalah Al-Qur'an. Pahamilah. Semuanya adalah sistem, hukum kehidupan dan kepastian yang telah dijamin Allah bagi seluruh alam semesta dan manusia. Masihkah ada keraguan bila yang menjamin adalah Allah? Maha Perkasa, Maha Kuasa dan Pencipta? Bila masih tidak yakin, mengapa bisa percaya kepada manusia yang tercipta dari tanah?
0 komentar: